Selasa, 08 Mei 2012

polihidramnion


Polihidramnion









      Banyak mitos ditengah masyarakat kita menyangkut kehamilan.Diantaranya mitos tentang minum air es yang bisa mengakibatkan kembar air.Menjuluki suatu kehamilan dengan air ketuban yang kelewat banyak sebagai kembar air tidak tepat. Jelas bahwa air ketuban itu bukan kembar sang bayi. Air ketuban (cairan amnion) diproduksi oleh sel (endotel) yang melapisi kantung ketuban dan permukaan plasenta (ari-ari, uri) dan peresapan cairan (eksudasi) melewati membran kantung ketuban.Pada proposisi lebih besar, air ketuban dihasilkan air kencing janin. Dalam keadaan sehat, janin akan minum air ketuban dan mengeluarkan kembali dalam bentuk kencing, sehingga seolah-olah terjadi suatu lingkaranatau siklus yang berulang. Itu sebabnya bentuk, rupa, bau ketuban tidak jauh beda dengan air kencing. Dalam air ketuban juga dijumpai sel-sel dalam rambut (lanugo) yang terlepas serta butiran lemak yang bisa melapisi permukaan kulit bayi (verniks kaseosa).
      Pada suatu keaadan tertentu, air ketuban didapatkan dalam jumlah yang lebih dari normal keadaan ini disebut polihidramnion atau kadang disebut hidramnion saja. Menurut staf pengajar LAB/UPF obstetri dan ginekologi (1989), volume air ketuban bervariasi menurut usia kehamilan, puncaknya di umur kehamilan sekitar 33 minggu, volume air ketuban berkisar 1 - 1,5 liter. Pada kasus polihidromnion bisa sampai 3 liter, bahkan 5 liter.Produksi air ketuban yang abnormal baru biasa terjadi sebelum umur kehamilan mencapai 22 minggu atau 5 bulan. Penyebab polihidromnion belum dipastikan secara benar, salah satu yang dicurugai adanya proses infeksi. Dua per tiga kasus polihidromnion tidak diketeahui sebabnya.

      Menurut Hanifa Winknjosastro (2005), polihidromnion meningkatkan resiko kelahiran prematur dan resiko komplikasi persalinan. Kemungkinan terjadi perdarahan pascapersalinan lebih tinggi dibanding dari pada perlekatannya sebelum operasi dan terjadinya kematian janin didalam kandungan.Kejadian bedah caesar juga lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan biasa karena lebih banyak yang tidak
normal atau menurutnya kesejahteraan janin. POLIHIDRAMION. 



 PENGERTIAn
      Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter.Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo hidramnion yaitu kekurangan air ketuban.
      Hidramnion derajat ringan sampai sedang yaitu 2 sampai 3 liter, relative sering dijumpai.Karenacairansulit dikumpulkan dan diukur secara lengkap, diagnosis biasanya ditegakkan secara klinis dan dikonvirmasi dengan perkiraan sonografik. Frekuensi deagnosis cukup bervariasi dengan pemeriksa yang berbeda.

2.       ETIOLOGI
      Mekanisme terjadi hidramnion hanya sedikit yang kita ketahui. Secara teori hidramnion terjadi karena :
Ø  Produksi air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga dapat bertambah karena cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.
Ø  Pengaliran air ketuban terganggu; air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran adalah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke placenta akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia esophagus, anencephalus atau tumor-tumor placenta.
            Menurut dr. Hendra Gunawan Wijanarko, Sp.OG dari RSIA Hermina Pasteur, Bandung (2007) menjelaskan bahwa hidromnion terjadi karena :
a.       Prduksi air jernih berlebih
b.       Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrocefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing congenital
c.        Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia tidak bisa menelan air ketuban. Alhasil volume ketuban meningkat drastis
d.       Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni
e.        Ada proses infeksi
f.         Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem syaraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan
g.        Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol
h.        Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus
3.       TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut :
Ø  Pembesaran uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran yang diperirakan untuk usia kehamilan
Ø  Dinding uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung janin sulit atau tidak terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan.
Ø  Ada thrill pada cairan uterus
Ø  Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan timbul dispnea, edema pada vulva dan ekstremitas bawah; nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha; nyeri ulu hati, mual dan muntah
Ø  Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil) (Helen Varney, 2006: 634).



4.       KOMPLIKASI
Ø  Obstruksi ureterik maternal
Ø  Peningkatan mobilitas janin yang mengakibatkan letak tidak stabil dan malpresentasi
Ø  Presentasi dan prolaps tali pusat
Ø  Ketuban pecah dini
Ø  Abrupsio plasenta saat ketuban pecah
Ø  Kelahiran premature
Ø  Peningkatan insiden seksio cesarean
Ø  Perdarahan pasca partum
Ø  Peningkatan angka kematian perinatal (Diane M. Fraser, 2009: 3
08).

5.       PATOFISIOLOGI
ü   Hidramnion kronis
      Banyak dijumpai pertambahan air ketuban bertambah secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan yang lanjut.
ü  Hidramnion akut
      Terjadi penambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke-5 dan ke-6. komposisi dari air ketuban pada hidramnion, menurut penyelidikan, serupa saja dengan air ketuban yang normal.

6.       PROGNOSIS
a.             Pada janin, prognosanya agak buruk (mortalitas kurang lebih 50%) terutama karena (Taufan Nugroho, 2010: 7-8):
1)                   Congenital anomaly
2)                   Prematuritas
3)                   Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang atau tali pusat menumbung
4)                   Eritroblastosis
5)                   Diabetes mellitus
6)                   Solution placenta jika ketuban pecah tiba-tiba
b.             Pada ibu :
1)                   Solution placenta
2)                   Atonia uteri
3)                   Perdarahan post partum
4)                   Retention placenta
5)                   Syok
6)                   Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar.

7.       DIAGNOSIS
      Gambaran klinis utama pada hidramnion adalah pembesaran uterus disertai kesulitan dalam meraba bagian-bagian kecil janin dan dalam mendenar denyut jantung janin.Pada kasus berat, dinding uterus dapat sedemikain tegang sehingga bagian – bagian janin tidak mungkin diraba.
      Perbedaan antara hidramnion, asites atau kista ovarium yang biasanya mudah dilakukan dengan evaluasi ultrasonografi. Cairan amnion dalam jumlah besar hampir selalu mudah diketahui sebagai ruang bebas-echo yang sangat besar di antara janin dan dinding uterus atau plasenta .kadang-kadang mungkin dijumpai kelinan, atau anomaly saluran cerna.

8.       PENATALAKSANAAN
Terapi hidramnion dibagi dalam tiga fase (Taufan Nugroho, 2010: 8-9):
a.             Waktu hamil (di BKIA)
1)                Hidramnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan terapi simptomatis.
2)                Pada hidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus dirawat di rumah sakit untuk istirahat sempurna.
a)             Berikan diet garam
b)             Obat-obatan yang dipakai adalah sedative dan obat dieresis
c)             Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tegang, lakukan fungsi abdominal pada bawah umbilicus. Dalam satu hari dikeluarkan 500 cc perjam sampai keluhan berkurang
d)             Jika cairan dikeluarkan dikhawatirkan terjadi his dan solution placenta, apalagi bila anak belum viable.
e)             Komplikasi pungsi dapat berupa :
o   Timbul his
o   Trauma pada janin
o   Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan
o   Infeksi serta syok, bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya janin mengenai plasenta, maka pungsi harus dihentikan.

b.                Waktu partus
1)              Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu
2)              Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat, lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan.
3)              Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masukkan tinju ke dalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud semua ini adalah supaya tidak terjadi solution placenta, syok karena tiba-tiba perut menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri.

c.                Post partum
1)              Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan dan transfuse darah serta sediakan obat uterotronika.
2)              Untuk berjaga-jaga pasanglah infuse untuk pertolongan perdarahan post partum
3)              Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup.

I.                    PENGUMPULAN DATA DASAR

            A. Pengkajian
            1. Identitas
            Nama Istri :
            Nama suami :
            Umur :  untuk mengetahui apakah ibu tersebut termasuk golongan beresiko tinggi
            Agama :
            Pendidikan :
            Pekerjaan :
            Suku/Bangsa: :
            Alamat: :
( maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi atau mengenal klien)

            2. Keluhan utama
            Ibu yang mengalami polyhdramnion akan mengeluh sesak nafas, disertai keringat dingin, perut terasa tegang dan lebih berat dari biasanya.
Dasar : karena pembesaran perut ibu yang lebih besar dari ibu hamil normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar