Selasa, 08 Mei 2012

pereklamsia

preeklampsia ibu hamil
A.Pengertian Preeklampsia
Pre-eklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,edema,dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, preeklampsia juga disebut sebagai keracunan dalam kehamilan hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia atau pregnancy induced hypertension (PIH), dimana tekanan darah meningkat selama masa kehamilan yaitu 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir trimester kedua sampai trimester ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.

B. Etiologi
Penyebab preeklamsia secara pasti belum di ketahui. Teori yang bayak di kemukakan sebagai penyebabnya adalah adalah iskemia plasenta atau kurangnya sirkulasi O2 ke plasenta.
faktor predisposisi atau terjadinya preeklamsia dan eklampsia, antara lain:
1. Diabetes militus
2. Gangguan ginjal kronik
3. Hipertensi
4. Molahydatidosa
5. Polyhydramnion
6. Primi grapida tua
C. Patofisiologi
Preeklamsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian. Tidak ada perubahan yang khas pada preeklamsia. Perdarahan, dan trombosis pembuluh darah kecil pada penyakit ini dapat ditemukan didalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh vasospasmus arteriol. Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor yang juga penting dalam patogenesis kelainan-kelainan tersebut

           Perubahan pokok yang didapatkan pada preeklampsia adalah spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada beberapa kasus lumenarteriol demikian kecilnya, sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah saja. Tekanan darah yang meningkat merupakan usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer, agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi. Kenaikan berat badan dan edema karena penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstisial belum diketahui sebabnya. Pada preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari pada kehamilan normal.
Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklamsia permeabelitas pembuluh darah terhadap protein meningkat.
Menurunnya aliran darah memberikan dampak kepada organ-organ tubuh. Pada plasenta, menurunnya aliran darah mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama, pertumbuhan janin terganggu. Pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat janin sampai kematiannya karena kekurangan oksigenasi.

              Kurangnya darah ke ginjal mengakibatkan filtrasi glomerulus berkurang. Kelainan yang penting adalah dalam hubungan dengan proteinuria serta dengan retensi garam dan air. Filtrasi glomerulus menurun sampai 50% dari normal, sehingga menyebabkan diuresis turun, pada keadaan lanjut dapat terjadi olliguri atau anuria.

             Pada preeklampsia tampak edema retina , spasmus setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri . Diplopia dan ambliopia pada kasus preeklampsia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia. Hal ini disebabkan oleh perubahan aliran darah pusat penglihatan di korteks serebri.

             Edema paru merupakan sebab utama kematian penderita preeklampsia dan eklampsia. Komplikasi ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri. Hemokonsentrasi yang tinggi pada preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui sebabnya. Terjadi pergeseran air dari ruang intravaskular ke ruang interstisial. Terjadi peningkatan hemotokrit, peningkatan protein serum, dan bertambahnya edema menyebabkan volume darah berkurang, viskositas darah meningkat, dan waktu peredaran arah akan lebih lam. Aliran darah ke berbagai bagian tubuh berkurang mengakibatkan hipoksia.



D. Gejala Preeklampsia
Secara klinis, gejala-gejala preeklampsia adalah:
Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau oedema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.
-       Tekanan darah yang tinggi (melebihi 130/90 mmHg).
-       Terjadi pembengkakan di daerah kaki dan tungkai.
-       Retensi air.
-       Kadar protein tinggi dalam urin karena gangguan ginjal. Gejala preeklampsia ringan menunjukkan angka kadar protein urin yang tinggi, yaitu lebih dari 500 mg per 24 jam.
Preeklampsia Berat
Preeclampsia berat adalah suatu komplikasi yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
-       Pembengkakan di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi akibat pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian sel merembes dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tertentu.
-       Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua, dan lebih dari 0,45 kg setiap minggu pada trimester ketiga.
-       Sakit kepala.
-       Pandangan kabur.
-       Tidak dapat melihat cahaya yang terang.
-       Kelelahan.
-       Mual/muntah.
-       Sedikit buang air kecil (BAK).
-       Sakit di perut bagian kanan atas.
-       Napas pendek dan cenderung mudah cedera.

E. AKIBAT PREEKLAMPSIA PADA JANIN
Preeklampsia dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini akan menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan relatif kecil. Selain itu, preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan.
F. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN
          Proses manajemen menurut varney terdiri dari 7 langkah yaitu berurutan dimana setiap langkah yang disempurnakan secara periodic. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar & berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah penerapan manajemen kebidanan dilakukan secara berkesinambungan yaitu:
1.      Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap.
2.      Mengidentifikasi masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar dari data tersebut.
3.      Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin terjadi karena masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi.
4.      Mengevaluasi perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter.
5.      Mengembangkan rencana asuhan yang menyeluruh.
6.      Mengembangkan rencana asuhan tersebut secara efisien dan aman
7.      Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.



Langkah I : pengkajian
Data-data yang dikumpulkan adalah:
1.      Data subjektif
a.       Biodata atau identitas klien dan suami
Yang perlu dikaji : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
b.      Keluhan utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke tenaga kesehatan dan apa-apa saja yang dirasakan klien.
Keluhan yang dirasakan:  oedema, sakit kepala, mual-muntah, kelelahan dan pandangan kabur yang dialami ibu.
c.       Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui riwayat perkawinan ibu dan berapa lama ibu baru hamil setelah kawin.
d.      Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui riwayat menstruasi ibu, HPHT, menarche, siklus, banyaknya . dan juga untuk menentukan tafsiran persalinan dan usia kehamilan.
e.       Riwayat obstetrik yang lalu
-          Tidak ada perdarahan dan pernah mengalami mual dan muntah yang hebat
-          Laktasi berjalan normal
-          Ibu mempunyai 1 orang anak dan tidak pernah mengalami abortus
f.       Riwayat kehamilan sekarang
-          Ibu mengalami mual dan muntah
-          Ibu merasa lelah dan sakit kepala
-          Ibu mengalami odema
g.      Riwayat kesehatan
- riwayat kesehatan yang lalu : ibu tidak pernah mengalami hipertensi, DM, dan penyakit jantung.
-  riwayat kesehatan sekarang : kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi.
h.      riwayat kesehatan keluarga
keluarga ibu ada yang menderita penyakit hipertensi.
i.        Riwayat kontrasepsi
Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
j.        Riwayat seksualitas
Aktifitas seksualitas ibu tidak ada mengalami gangguan dan berjalan normal.
k.      Riwayat social, ekonomi dan budaya
Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan masyarakat baik Riwayat spiritual
Ibu ada melakukan kegiatan spiritual seperti sholat 5 waktu.
l.        Riwayat psikologis
Ibu merasa cemas dengan kehamilannya, karena ibu selalu merasa lelah dan sakit kepala.
2.      Data objektif
a.       Pemeriksaan umum
-          Tekanan darah ibu :
(apabila tekanan darah ibu tinggi sistol lebih dari 30 dan diastole lebih dari 15 dari tekanan normal)
-          Nadi :
(untuk mengetahui sirkulasi darah ibu)
-          Suhu :
(untuk mengetahui metabolisme ibu)
-          Nafas :
(untuk mengetahui kerja paru-paru ibu)
-           Keadaan umum ibu tidak baik
Pemeriksaan khusus
·         Pada kepala:
                  Inspeksi: apakah rambut ibu bersih,pada wajah kita lihat konjungtiva,sclera dan apakah ada oedama pada wajah ibu,pada mulut ibu apakah ada karies.
·           Leher:
Palpasi:apakah ada pembengkakan kelelnjar tiroid dan pembengkakan kelenjar limfe
·           Payudara:
Inspeksi:apakah ada hiperpigmentasi aerola mamae,payudara apakah simetris kiri dan kanan
Palpasi: apakah ada kolostrum keluar atau tidak
·           Abdomen:
Inspeksi:apakah pembesaran perut ibu sesuai dengan kehamilan yang normal,apakah ada striae atau linea pada perut ibu,dan apakah ada bekas luka operasi.
Palpasi:pemeriksaan Leopold pada ibu untuk menentukan TFU dan menentukan usia kehamilan ibu,dan menentukan posisi janin.
Auskultasi: kita bias mendengar DJJ apakah kuat atau lemah.
·           Genetalia:
Inspeksi:apakah ada infeksi pada vulva ibu,varises atau kelainan yang lain pada vulva ibu
·           Ektremitas:
Apakah ada oedama pada ektremitas ibu,pada ibu yang mengalami preeklamsia perlu di perhatikan secara khusus karena oedama pada ektremitas merupakan tanda-tanda dari preeklamsia.
3.      Pemeriksaan penunjang
-          Laboratorium : pemeriksaan Hb,dan protein urine
LANGKAH II : Interpretasi data dasar
a.       Diagnosa kebidanan
GPAH umur … tahun hamil … minggu, janin hidup, intrauterine dengan preeklampsia
Dasar : ibu mengalami oedema, sakit kepala, mual-muntah serta hasil pemeriksaan protein urin adalah positif 2.

b.      Masalah
Ibu mengalami oedema, sakit kepala, mual-muntah
Dasar:ibu mengatakan sakit kepala dan mual muntah dan pada hasil pemeriksaan ibu mengalami oedama pada ektemitas.
c.       Kebutuhan
-          Dukungan psikologi pada ibu agar ibu tidak terlalu cemas dengan kehamilannya
-          Istirahat total dan berikan diet rendah garam, lemak, dan tinggi protein.
LANGKAH III : MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
-          Potensial gawat janin dan ibu
Dasar : karena ibu mengalami preeklampsia sehingga suplai O² ke janin berkurang.
LANGKAH IV : IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA
            Apabila terjadi gawat janin dan ibu maka harus dilakukan rujukan segera dan kolaborasikan dengan ahlinya serta pengobatan dan tindak lebih lanjut.
LANGKAH V : MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
a. jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu dan janin saat ini.
b. menganjurkan ibu untuk mrawat inap agar keadaan ibu dapat dipantau dan apabila terjadi kegawatan dapat ditangani segera.
c. Pemantauan TTV
Rasional :Dengan memanatu TTV dan pengisian kapiler dapat dijadikan pedoman untuk penggantian cairan atau menilai respon dari kardiovaskular.
d. Memantau atau menimbang berat badan ibu.
Rasional :Dengan memantau berat badan ibu dapat diketahui berat badan yang merupakan indikator yang tepat untuk menentukan keseimbangan cairan.
e. Observasi keadaan edema
Rasional :Keadaan edema merupakan indikator keadaan cairan dalam tubuh.
f. Berikan diet rendah garam sesuai hasil kolaborasi dengan ahli gizi.
Rasional :Diet rendah garam akan mengurangi terjadinya kelebihan cairan.
g. Kolaborasi untuk pemberian terapi diuretika.
Rasional :Kelebihan beban atau kegagaln sirkulasi dapat menyebabkan edema pulmoner yang memerlukan terpi agresif. Sebaliknya, hal ini dikontra indikasikan bila ini mungkin menyebabkan dehidrasi.
h. Melakukan diet preeklampsia
g.Memberikan tablet Fe dan menjelaskan cara mengkonsumsinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar